Kata telematika kata yang semakin sering kita dengar semenjak makin banyak kasus yang berhubungan dengan kejahatan internet atau cyber crime. Pada setiap kasus yang melibatkan media internet maka kita akan langsung merujuk pada seseorang yang akan membantu menganalisa dari bentuk kejahatan yang melibatkan tekhnologi internet atau foto yaitu Roy Suryo. Nama Roy Suryo sering sekali disebut jika ada kejahatan yang berbau tekhnologi. Tetapi sebenarnya Roy Suryo belom bisa dikatakan ahli telematika karena ia masih diragukan kapabilitasnya dalam hal ini.
Namun kita sebagai mahasiswa Universitas Gunadarma
seharunya berbangga, karena, 2 dari guru besar Universitas Gunadarma
diakui sebagai pakar telematika nomer wahid dan mempunyai kapabilitas yang
mumpuni diindonesia bahkan mencakup sekitaran asia, beliau adalah Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng
(1) dan Dr. rer. nat. I MADE WIRYANA, SSi,SKom,MSc (2). Prof.
Dr. I Wayan Simri Wicaksana, S.Si, M.Eng merupakan orang Indonesia pertama yang
meraih gelar Doktor di bidang Teknologi Informasi (TI). Disertasinya berjudul
"Peer to Peer (P2P) Based Semantic Agreement Approach for Spatial
Information Interoperability". Sedangkan Dr. rer. nat. I MADE WIRYANA,
SSi,SKom,MSc merupakan tokoh penting Linux indonesia dan merupakan salah
seorang founder dari Indonesian Linux Motivator Foundation beliau juga beberapa
kali diamanatkan sebagai penanggung jawab sekaligus pengelola beberapa website
milik pemerintah seperti presidenri.go.id, kemenpora.go.id.
Pada saat ini banyak sekali tantangan
pada berbagai bidang kehidupan sehari-hari yang perlu di tangani menggunakan
teknologi yang salah satu contohnya adalah teknologi informasi. Perkembangan
telematika yang semakin luas dapat mengatasi segala macam hamabatan yang ada
jika kita benar dalam mengelolanya. Telematika merupakan contoh dari
perkembangan teknologi informasi yang ada. Tanpa pemahaman yang mencukupi maka akan
menyebabkan suatu ketergantungan terhadap pihak lain karena begoti minimnya
pemanfaatan teknologi informasi ini sebagai alat bantu dalam memimpin sebuah
bangsa. Pengertian dari telematika adalah merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya
adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih dapat diartikan sebagai
bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi.
Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATICS merupakan perpaduan dari
dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan
perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga
dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari
perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa
Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and
Communications Technology).
Di Indonesia, perkembangan telematika
mengalami tiga periode berdasarkan perkembangannya di masyarakat, yaitu :
- Periode Rintisan (akhir tahun 1970-an – akhir tahun 1980-an)
Periode Rintisan di Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis. Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian, perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup meningkatkan perkembangan telematika. Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikan pun jauh dari harapan. Walaupun demikian, dalam waktu satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia mulai dilakukan. Jaringan telepon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatar belakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984. Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakat Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983 bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat.
- Periode pengenalan (tahun 1990-an)
Periode Pengenalan berawal pada tahun
1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat
mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri
marak pada awal tahun 1990. Hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda
ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian
disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Internet masuk ke
Indonesia pada tahun 1994. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi,
akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di
Indonesia adalah IPTEKnet, dan pada tahun yang sama, beroperasi ISP komersil
pertama, yaitu INDOnet. Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu
dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga
didukung dengan hadirnya televisi swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra
Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996. Teknologi telematika,
seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan
televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat
Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan
Mei 1998. Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia.
Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi
software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya
usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung
internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan tanggap dalam menyongsong tahun
2000.
- Periode Aplikasi (mulai tahun 2000)
Periode Aplikasi Reformasi pada tahun 2000
banyak disalah artikan, gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan.
Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan
alat komunikasi lainnya, dapat dengan mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan
atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah. Keterjangkauan secara
financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millenium ini, bukan
hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mulai
dilaksanakan dan diaplikasikan. Di pihak lain, semuanya itu dapat berlangsung
lancar dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung,
dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang. Awal era millenium
pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk
keputusan politik. Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi
Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang
Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan
pengaturan dan pelaksanaan mengenai bidang usaha yang bergerak di sector telematika,
diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang
kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan
Informasi Republik Indonesia.
DAMPAK POSITIF :
- Kemudahan dalam memperoleh Informasi secara cepat. Informasi yang diperoleh dapat bersifat real time artinya pada saat itu juga. Selain itu informasi yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung pada sumbernya sehingga mengurangi adanya distorsi informasi.
- Transparasi dalam Informasi. Informasi dapat diketahui siapa saja karena adanya keterbukaan.
- Kemudahan dalam memperoleh data. Dengan adanya perkembangan telematika kita dapat memperoleh data dan Informasi dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
- Penghematan Waktu, dimana dari sisi perbankan dimulainya proses ebanking, sehingga akan mempermudah para customer untuk melakukan transaksi pembayaran.
- Kemudahan proses bisnis yang dilakukan oleh pebisnis (era dimulainya cloud computing).
DAMPAK NEGATIF :
- Adanya ancaman virus, hacker, penyadapan elektronik dan penipuan elektronik menyebabkan faktor keamanan menjadi masalah dari waktu ke waktu.
- Yang masih hangat dibicarakan di media tv, dan internet mengenai suatu tindakan spionase yang dilakukan oleh beberapa negara kepada kepala negara, dimana dengan harga alat 3000 dollar semua orang bisa melakukan proses penyadapan (ruby alamsyah) dimana tidak dipungkiri dengan makin berkembangnya telematika, hal-hal tersebut yang dulu mungkin sulit dilakukan, menjadi sangat mudah dilakukan, dan disini NSA (suatu badan amerika yang mengurusi penyadapan kepada negara lain) mempunyai super komputer terkuat pada saat ini yang cukup hanya beberapa detik saja untuk memecahkan kode enkripsi pada saat penyadapan.
- Dengan makin terbukanya informasi memungkinkan pihak2 tidak berkepentingan dapat mengakses informasi yang bersifat terbatas atau rahasia.
- Ledakan sistem komputer telah melahirkan ketergantungan terhadap informasi, yang disimpan ataupun yg dikomunikasikan dgn sistem tersebut.
- Keamanan data menjadi tidak terjamin, serta kemudahan tersebut takut disalah artikan dengan kemudahan akses ponografi oleh anak dibawah umur.
http://dimasamiluhur.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar