YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 30 Maret 2011

On Friendship and Be Your Self

Sahabat itu belajar dan tumbuh dewasa bersama- sama, bersatu untuk saling meringankan beban dan saling mencerahkan kehidupan. Para sahabat dapat menimbulkan dampak luar biasa bagi hidup kita. Mereka adalah guru dan penunjuk jalan kita, jaringan pendukung kita dan pemandu sorak kita. Diperlukan tanggung jawab yang besar agar kita dapat menjadi seorang teman yang baik. Jadi, amatlah penting untuk menjalin persahabatan dengan pemahaman yang solid mengenai siapa diri kita sesungguhnya kita harus mampu memberikan pribadi terbaik kita dan yang paling asli. Sahabat- sahabat akan lebih menikmati kehadiran kita bila kita bersikap apa adanya di antara mereka. Imbalannya bagi kita luar biasa, kita yakin bahwa kita dicintai karena diri kita sendiri bukan karena sosok lain yang kita anggap sebagai diri kita dan bukan karena sosok lain yang kita anggap sebagai diri kita dan, oleh sebab itu, kita akan sepenuhnya bisa merasa santai. Dalam persahabatn terdapat paradoks yang aneh, seperti ini semakin banyak orang berada disekitar kita, kadang- kadang kita semakin merasa kesepian, Aku rasa itu ada hubungannya dengan orang- orang yang ingin agar kita bersikap atau menjadi seseorang dengan kepribadian tertentu. Kalau kita mengelilingi diri dengan orang- orang yang tak cukup kita kenal dan tak kita percayai, maka pribadi kita yang nyata, asli, akan cenderung tersembunyi. Kita tidak merasa aman sehingga kita masuk kedalam suatau pola perlindungan diri. Jika kita mengekspresikan kepribadian kita yang sesungguhnnya dan tiada duanya, kita beresiko menghadapi mereka yang menghakimi atau menyakiti kita. Ini sebabnya mengapa kita merasa begitu kesepian dan terisolasi kita mendambakan kehadiran seseorang yang dapat mengenal pribadi kita sebagaimana adanya. Dalam persahabatn kita harus menjadi diri sendiri. Menjadi diri sendiri erat hubungannya dengan merasa nyaman dibalik kulitmu sendiri. Menjadi dirimu sendiri erat hubungannya dengan mengenal dan menyukai dirimu sendiri. yang sering menghalangi langkah kita untuk menjadi diri sendiri adalah upaya kita sendiri untuk tak menghiraukan bagian- bagian yang tidak sempurna pada kita. Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah dengan melalui tatapan mata teman- teman kita. Teman- teman kita adalah cermin yang merefleksikan segala kebaikan dan keburukan sifat kita. 

sumber : Teen Love (On Friendship) Kimberly Kirberger&Colin Mortensen 

Selasa, 01 Maret 2011

Keragaman Budaya Indonesia

 Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Indonesia juga dikenal dengan negara yang memiliki banyak pulan hingga mencapai ribuan,dan Indonesia juga merupakan negara agraris. Dari sabang hingga merauke itulah yang serindisebutkan oleh masyarakat kita wilayah Insonesia sangat luas dengan macam- macam suku budayanya sudah seharusnya dan sepatutnya kita jaga terus kelestariaanya. Dengan keanekaragaman kebudayaan tersebut Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Untuk terus menjaga kelestarian budaya- budaya yang ada di Indonesia perlu peran serta semua kalangan dari masyarakat kita sendiri hingga tetunya pemerintah kita agar tidak terjadi yang kedua kalinya banyak budaya kita yang diambil atau diakui oleh negara lain. Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan ini sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia. Misalnya bagaimana pemerintah dulunya tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas untuk berkembang sesuai dengan kebudayaannya. Kebudayaan-kebudayaan yang berkembang sesuai dengan sukubangsa ternyata tidak dianggap serius oleh pemerintah. Kebudayaan-kebudayaan kelompok sukubangsa minoritas tersebut telah tergantikan oleh kebudayaan daerah dominant setempat, sehingga membuat kebudayaan kelompok sukubangsa asli minoritas menjadi tersingkir. Untuk menjaga keanekaragaman budaya adalah dalam konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk kebudayaan yang berkaitan 3 wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya, perilaku budaya atau praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk fisik kebudayaan yang berwujud artefak atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat dilihat adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan sistem kepercayaan. Keragaman budaya dalam konteks studi ini lebih banyak diartikan sebagai produk atau hasil kebudayaan yang ada pada kini. Dalam konteks masyarakat yang multikultur, keberadaan keragaman kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya. Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection and Promotion of The Diversity of Cultural Expressions) tentang keragaman budaya atau “cultural diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya. Hal ini tidak hanya berkaitan dalam keragaman budaya yang menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan artistik, produksi, disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna dan teknologi yang digunakannya. Atau diistilahkan oleh Unesco dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai “Ekpresi budaya” (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan mengacu kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya.

sumber :http://prasetijo.wordpress.com/2009/07/24/keragaman-budaya-indonesia/